Selasa, 01 Maret 2011

cerpen: kisah tak sempurna



             BY : Rhadisty Mooryati  
H
           


ari ini aku kembali ke sekolah setelah libur panjang yang menyenangkan. Terdengar suara teman-temanku yang begitu ricuh dan ribut,karena selama liburan mereka tak bertemu. Mereka asyik ngobrol tentang liburannya masing-masing dan aku pun termasuk dalam kerumunan itu.
                Terdengar suara bel masuk yang sudah lama tak kudengar. Beberapa saat setelah itu Pak Budi masuk ke kelasku yang terkenal favorit dengan langkah yang begitu gagah. “ Selamat pagi,anak-anak ! “ sapa Pak Budi. “ Pagi pak “ jawab kami serentak. “Ok. Anak-anak ! Bapak membawa kabar baik untuk kalian “ ujar Pak Budi. “ Di semester ini, kalian akan mendapat teman baru dari Surabaya.” lanjut Pak Budi. Seketika raut wajah teman-temanku terlihat penasaran dengan murif baru,terlihat seorang cowok yang begitu tampan dan gagah memasuki kelas kami. Dan terlihat teman-temanku khususnya kaum hawa, melihat dengan wajah yang terkagum-kagum dan seketika aku pun turut terkena pesona indahnya.” Anak-anak, perkenalkan ini DIMAS SAPUTRA dari Surabaya .“  kata Pak Budi .” Ok. Dimas kamu duduk disebelah Tio .” perintah Pak Budi. Dan sesuai perintah Pak Budi.ia melangkah ke arah Tio dengan gagah dan melontarkan senyum manisnya padaku, seketika aku terbius oleh senyumnya dan membalasnya dengan wajah kagumku.
                Pada saat istirahat, terlihat sekerumunan teman-temanku yang cewek mengerumuninya untuk dapat berkenalan dengannya. Tapi aku hanya duduk diam sambil membaca buku dan sesekali melontarkan pandangan ke arahnya yang sedang dengan ramahnya menyapa temanku yang ingin berkenalan.
                  Sudah sebulan ini, Dimas menjadi murid baru di sekolah dan ia pun sangat terkenal di kalangan teman-teman seluruh sekolah maupun guru-guru. Tak hanya dengan wajahnya ia dapat menarik orang lain untuk mengaguminya tetapi ia juga sangat pintar di pelajaran matematika.
                Pada suatu kali saat istirahat, ketika teman-teman yang lain telah berlarian menuju ke kantin aku hanya duduk sendiri di kelas sambil mendengarkan musik lewat Hpku. Terdengar suara langkah kaki mendekatiku dan ternyata Dimas menuju ke arahku dan duduk di sampingku.
 “Hai Dyra, Kamu gak ke kantin  ?” ujar Dimas mengawali pembicaraan. “Ah, gak…aku lagi males banget “ ucapku. “ Kamu suka dengerin musik ya ?” tanyanya. “Ia, aku suka banget dengerin musik “ jawabku. Dan kami pun ngobrol banyak tentang berbagai hal hingga bel masuk berbunyi.
                Suatu saat, kami diberi beberapa soal ,matematika yang bagiku begitu sulit dan harus dikumpul senin depan.
 “ Hai Dyra, kok wajah kamu kayak orang kebingungan githu ?? “ucap Dimas yang telah duduk disampingku. “ Iya nich,aku lagi bingung gimana ngerjain soal-soal matematika yang sulit ini “ jawabku dengan wajah bingung. “ Gimana kalau kita belajar bareng untuk ngerjain soal-soal itu ? “ ucap Dimas memberi solusi tepat. Dalam hatiku , kebetulan banget aku bisa ngerjain soal-soal matematika ini dengan mudah dan juga Dimas kan jago matematika.





 “ Ok dch ! kalau githu minggu besok kamu ke rumah aku dan kita ngerjain nya sama-sama “ jawabku senang . “ Ok! Boleh juga “ ucap Dimas . Setelah itu hubungan kami pun semakin akrab.
                Pada suatu kali saat istirahat , Dimas mendekatiku dan bilang kalau sepulang sekolah ia ingin berbicara denganku . Seketika aku sangat penasaran padanya karena tak biasanya ia ingin bicara serius denganku . Saat yang kutunggu-tunggu itu pun tiba . Setelah bel pulang sekolah berdentang , teman-temanku sudah berhamburan keluar kelas,hanya tiggal aku dan Dimas yang berada di kelas. Ia mendekat  padaku saat aku sedang merapihkan buku-buku ke dalam tasku. “Dyra , sudah lama sekali aku inigin mengatakan hal ini padamu, sejak aku masuk ke sekolah ini dan aku melihatmu dengan kesederhanaanmu yang dapat membuatku terpana . Dan aku ingin kau dapat mengisi hatiku di hari-hari ke depan  yang akan ku lewati , maukah kau mengisi hatiku dan duduk di singgasana hatiku ? “ ucapnya yang sempat membuatku tertegun. Sesaat suasana terasa hening dan ruang kelasku yang kosong pun menjadi saksi saat ia menyatakan perasaannya padaku . Dan setelah kupikir aku pun berkata , “ Aku pun merasakan hal yang sama dengan mu, dan aku mau mengisi ruang hatimu itu “ ucapku sembari tersenyum . Dan terlihat wajahnya begitu senang , kami pun tersenyum  malu. Dan kami menjalani hari bersama selama beberapa bulan .
                Pada suatu kali di ruang keluarga ketika aku dan orang tuaku sedang duduk santai . Orang tuaku berbicara padaku . “Dyra, setelah pembagin raport sabtu besok, papa dan mama telah merencanakan kalau kau akan bertunangan dengan anak dari teman relasi bisnis papa dan akan pindah sekolah ke Australia . Dan bagaimanapun kau harus menerima keputusan ini “ Ucap papaku serius . Dan ucapannya itu membuatku sangat terkejut seakan-akan ada petir yang menyambarku di siang bolong . Akupun terdiam  membisu dan tertegun , bagaimana mungkin aku bisa terima . “ Tapi aku tak mau bartunangan dan dipindahkan ke Australia “ jawabku tegas .
 “Walau bagaimanapun kau harus menerima keputusan ini ! “ jawab papaku dengan wajah yang sangat marah padaku . “ Dan walau kau melarikan diri pun , papa akan mencarimu dan memaksamu  “ lanjut papa yang wajahnya semakin merah padam . Aku tak tahan lagi mendengar ucapan papa sehingga aku berlari masuk ke kamarku sambil menangis terisak-isak . Dikamar aku menangis hingga air mataku seakan-akan telah habis terkuras . Aku tak tahu apa yang harus kulakukan , sungguh berat hatiku menerima  kenyataan pahit ini. Aku tak ingin pergi meninggalkan kota ini dan  Dimas yang sangat barharga bagi diriku. Rasanya aku ingin terbang meninggalkan dunia yang penuh liku dan sandiwara ini. Aku tak berdaya untuk melakukan apa pun, karena aku tahu kalau orang tuaku tak mungkin merubah keputusannya .



12



Yang bisa kulakukan hanya menangis dan terdiam melihat keseluruh sudut kamarku yang seakan-akan melihatku dengan wajah sedih . Aku tak yakin jika esok aku dapat mengatakan masalah ini pada Dimas.
                Esok harinya
2_53J0L1                Aku melangkah menuju sekolah tanpa tenaga, begitu lesu seperti orang yang tak punya gairah untuk melanjutkan hidup. Terlihat semua temanku menyapaku dengan senyuman  dan aku hanya membalas dengan mengangguk saja, bahkan aku hanya diam terpaku . Kulihat mereka begitu bahagia karena hari ini adalah pembagian raport kenaikan kelas . Kumasuki ruang kelasku dan kupandangi sseluruh ruangan yang sebentar lagi akan kutinggalkan . Terlihat Dimas dengan wajah berseri-seri mendekatiku . “Dyra,kok kamu sedih gitu ? Kamu sakit ya ? atau lagi ada masalah ? “ ucap Dimas begitu perhatian padaku . “ Enggak kok, mungkin Cuma kurang tidur. “ jawabku lirih .” Dyra, kalu gitu senyum dhunkz “ Ujar Dimas dengan wajah tersenyum padaku dan wajah itu sebentar lagi tak akan kujumpai . “Dimas nanti sore di taman kota ada yang ingin kubicarakan padamu “ ucapku yang sesungguhnya tak sanggup mengatakan emua itu nanti . “ Ok dch ! “jawab Dimas yang begitu baiknya  dan akan hanya menjadi kenangan bagiku.
                Sore harinya
                Kulangkahkan kakiku yang terasa berat melangkah ke taman kota sesuai janjiku tadi pagi dengan Dimas . Aku tak tahu apakah aku dapat mengatakan hal pahit ini pada Dimas . Kucoba untuk tegarkan hatiku walau hatiku saat ini sepertinya telah rapuh, kulihat Dimas sudah duduk dikursi taman kota dengan wajah yang begitu berseri-seri melihat ku tiba menghampirinya . “ Dyra, kok tadi siang kamu udah nggak ada sih di sekolah ? aku cariin kamu ke seluruh sekolah dan kata teman-teman  kamu sudah pulang  ! Apa kamu nggak ambil raport ? apa kamu sakit ? “ Ucap Dimas yang sangat mengkhawatirkan keadaanku yang hanya diam membisu. “ Hm..Oh.., aku tadi dijemput papa, disuruh pulang cepat “ jawabku lirih . “ Ra, kamu nggak apa-apa kan ? kamu lagi ada masalah ? “ tanyanya . “ Nggak kok “ucapku lesu.
 “Ra, makasih ya , berkat support dan doamu aku bisa dapat nilai yang baik “ jawabnya sambil tersenyum gembira”
Aku lihat kamu juga dapat nilai yang bagus loch dan kita kelas 3 ini sekelas lagi “ lanjutnya.
“ Selamat ya, semoga kamu bisa meraih cita-citamu “ ucapku tegar.” Ra, katanya kamu mau bicara padaku , memang ada apa ? “ ujarnya . “ Dimas, mungkin aku tak sanggup mengatakannya tapi bagaimanapun aku harus bicara. Mas, maafin aku kalau selama ini aku sudah banyak buat kesalahan, mbuat kamu marah, tersinggung, menyusahkanmu, dan  hal-hal yang buat kamu sebel , aku minta maaf banget..” ucapku yang mencoba bicara padanya .” Kamu ini ada apa sih ? kok bilang kayak gitu ?” tanyanya “ kemarin orang tuaku bicara padaku, mereka berencana memindahkan sekolahku ke Australia dan akun juga harus bertunangan dengan anak teman bisnis papaku “ ucapku yang tak sadar meneteskan air mata , terlihat wajah Dimas telah berubah diam , kosong,dan terlihat begitu sedih dan terluka. “ Aku sebenarnya tak ingin menerima semua ini, aku ingin berontak , aku tak mau kehilanganmu , tapi apa yang dapat aku lakukan ? aku tak berdaya , mereka memaksaku menerima semua ini, hatiku telah rapuh , walau air mataku telah terkuras tapi tak dapat merubah semuanya , aku sangat berat hati meninggalkanmu , aku tak berdaya“



ucapku yang telah tak kuat lagi menahan air mataku yang perlahan membasahi pipiku. “ Ra, aku juga sedih, terluka sama dengan yang kau rasakan saat ini..aku juga tak ingin kau pergi dariku, aku tak tahu harus menjawab apa ..aku bingung “ ucap Dimas yang telah meneteskan air matanya ..” Dimas, aku nggak bisa merubah semuanya..aku harap kau bisa mengerti keadaan ku yang sulit ini..
Aku harap kau dapat mengingatku di hatimu , mengenangku walau aku tak disampingmu lagi..sungguh berat hatiku meninggalkanmu..Simpanlah kisah kita di hatimu..jadikanlah aku sebagai kenangan indah..” ucapku terisak..tapi  Dimas hanya terdiam sedih..tak ada sedikitpun wajah gembiranya. “ Dimas, besok aku berangkat jam 8 naik pesawat garuda..aku ingin kau datang melihatku terakhir kali agar aku dapat berangkat dengan membawa sepenggal kisah kita..” ..Dimas terima kasih atas semua kebahagiaan yang telah kau berikan padaku.. aku tak akan melupakanmu.. aku akan selalu sayang padamu..aku ingin menempatkan hatimu di di hatiku selamanya.. “ ucapku yang tak sanggup lagi melihat wajah Dimas sedih . “ Ra, aku juga akan selalu ingat kamu, sayang kamu, menempatkan dirimu di hatiku, kau adalah peri cantikku yang selalu hadir menemani ku di saat senang maupun sedih..kau yang terindah bagiku..terima kasih kau telah mengisi hari-hariku..maaf jika aku tak sempurna untuk mu..ya, aku akan melihat mu besok pagi di bandara” ucap Dimas sambil memegang tanganku erat..yang tak akan ku rasakan hangat tangannya lagi..
“ Dyra, sekarang kamu pulang, mungkin orang tuamu sedang mencarimu..aku sekarang ingin sendiri dulu dan ku mohon kau sekarang pulang , tinggalkan aku sendiri disini ..” kata Dimas yang masih sedih..”
Dimas, aku tak ingin pulang “ jawabku . “ kamu sekarang pulang atau kau ingin besok aku tak mengantarkanmu ke bandara ? “ ucap Dimas dengan nada yang begitu sedih ..” Dimas , kamu jangan pulang kesorean ya..dimas maafin aku ya..”
Ucap ku menangis sambil mengusapkan air mata Dimas yang telah membasahi pipinya. Lalu aku berlari pergi meninggalkannya sambil menangis dan membawa segala perih ku .  Tak ingin ku berpaling ke belakang melihat Dimas yang menangis sedih.                   
                Esok paginya..
                Aku hanya diam dengan wajah sedih , ku lihat semua barang-barang ku telah di masukkan ke dalam mobil . Aku hanya duduk terdiam yang berat hati tuk hadapi semua ini. “ Dyra, ayo cepat berangkat nanti terlambat karena pesawatnya berangkat jam 8 . “ Ucap papa yang semakin membuat hatiku luka. Ku langkahkan kakiku masuk ke dalam mobil, lalu mobil berjalan menuju arah bandara. Ku pandangi pemandangan di luar jendela mobil , kulihat alun-alun kota yang mempunyai kenangan bagiku dan Dimas.. sekitar kota yang akan menjadi kenangan indah untukku. Tak terasa telah sampai Bandara, aku turun dengan hati yang perih dan ku lihat Dimas telah menungguku di ruang tunggu penumpang. “ Pa, bolehkah aku menemui Dimas untuk terakhir kali ? “ tanyaku lirih . “ Ya, tapi ingat jangan melakukan hal yang aneh’ ucapnya memperingatkanku.



13

Aku hampiri Dimas yang wajahnya terlihat habis menangis semalaman dan terdiam terpaku . “ Dimas , makasih kamu dah datang mengantarku berangkat. “ ucapku yang rasanya ingin menepis semua keputusan orang tuaku yang tak adil bagiku. “ Ya, aku juga senang masih dapat melihat wajah periku. Dyra, aku harap kau dapat terus mencintaiku, mengingatku dan menempatkanku di hati mu. Aku akan bahagia jika kau juga bahagia , aku ingin kau tak melupakan kisah kita, mungkin ini adalah yang terbaik untuk kita berdua, jangan pernah kau sesali setiap detik yang telah kita lalui bersama, jadikanlah senagai kenangan terindah  . mungkin ini adalah keputusan ALLAH yang terbaik  dan jika memang kita di takdirkan bersama, pasti nanti kita dipertemukan kembali. “ Ucap Dimas yang semakin membuatku sedih . “ Dyra, pakailah kalung hati ini agar kau selalu mengingatku di hatimu dan aku akan selalu hadir di hatimu. “ Ucap Dimas yang menggengam tanganku dengan hangat dan memakaikan kalung hati di leherku . “ Dyra, dengarkanlah walkman ini yang didalamnya sudah ada lagu untukmu. “ ucapnya . “ Dimas, makasih ya, aku janji aku akan selalu ingat kamu dan memakai kalung darimu ini. Aku minta maaf jika selama ini aku ada salah . “ ucapku “Dimas , maaf sekarang aku harus berangkat. “ Ya, hati-hati , semoga kau dapat bahagia disana dan jangan lupa jaga kesehatanmu .” Ucap Dimas yang telah meneteskan air mata. Lalu ia Mencium keningku dan mengucapkan selamat jalan. Aku memandanginya dan dia menyuruhku pergi . Aku berlari menangis, terlihat orang tuaku telah menungguku . “ Sudah ? ayo kita berangkat ! “ Ucap papaku . ku langkahkan kaki menuju ke arah pesawat dan terlihat Dimas masih memandangiku dari kejauhan. Sampai di dalam Pesawat dan aku langsung duduk karena aku tak sabar lagi mendengarkan kaset lagu dari Dimas. Ku tekan tombol play dan terdengar suara alunan lagu yang begitu indah dan lirik lagu “oh ..begitu cepat waktu berlalu perpisahan tak di duga ,ku ingin denganmu tak terbatas waktu , kau tetap selalu di hati  “ tersebut seakan-akan mengisahkan kisahku dan Dimas. Dan aku menangis dan berkata dalam hati “ MAAFKAN AKU, AKU AKAN SELALU MENGENANGMU, MENJAGA HATIMU DALAM HATIKU, MENJADIKANMU SEBAGAI KENANGAN TERINDAH  “ . .







Tidak ada komentar:

Posting Komentar